Pengembangan
kawasan agropolitan di Kota Batu terdapat pada beberapa kawasan pertanian
yang kondisi fisik, sosial budaya dan ekonominya cenderung kuat mengarah
ke kegiatan pertanian. Keberadaan gunung, hutan, dan hamparan pertanian
yang mendominasi keruangan Kota Batu, sangat sesuai untuk pengembangan
wisata alam terkait dengan potensi yang ada di gunung, hutan, dan kawasan
pertaniannya. Selain itu sebagai kota yang dikenal dengan komoditas apelnya,
pemandangan alam, air terjun, sumber air panas, agrowisata, wisata petualangan,
pemanfaatan pekarangan rumah penduduk yang sebagian besar digunakan untuk
tanaman bunga, apel, apotik hidup, dan lain sebagainya, sehingga menjadi
daya tarik tersendiri dari segi wisata dan lingkungan hidup di samping
nilai ekonomis.
Seiring
dengan pertumbuhan dan perubahan status Batu menjadi “Kota” membawa dampak
perubahan tersendiri terhadap wajah Kota Batu. Pengembangan daerah,
pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung, serta sarana dan
prasarana umum menjadi tuntutan yang harus dihadapi dan dijawab oleh
pemerintah guna memberikan pembangunan untuk masyarakat. Selain sebagai
salah satu ikon pariwisata di provinsi Jawa Timur, Kota Batu juga mulai berbenah,
mempercantik diri dan menambah pembangunan kawasan – kawasan pariwisata
buatan guna menarik wisatawan dari luar daerah.
Peningkatan pembangunan hotel dan
villa terbanyak setahun terakhir yaitu di tahun 2011, secara signifikan
terdapat di kecamatan Bumiaji, dimana berdasarkan penetapan bagian wilayahnya
Kecamatan Bumiaji merupakan wilayah utama pengembangan kawasan agropolitan,
pengembangan kawasan wisata alam dan lingkungan serta kegiatan agrowisata.
Tentu saja hal ini memicu terjadinya pembangunan prasarana penunjang menuju
pengembangan kawasan wisata alam. Itu berarti juga mengurangi luasan lahan
pertanian budidaya.
Tidak bisa diabaikan bahwasanya
pembangunan pariwisata mendorong meningkatnya perekonomian masyarakat, karena
dengan berkembangnya sektor pariwisata mendorong pertumbuhan sektor hilir
agribisnis yang mencakupagroindustri pedesaan, industri manufaktur, makanan,
pelayanan kebutuhan restoran hotel-hotel hingga outlet – outlet agribisnis
maupun toko oleh – oleh cinderamata
Menjadi suatu dilema bagi pemerintah
dimana sektor perdagangan dan jasa mampu menyumbang PDRB secara signifikan
dibandingkan komoditas pertanian, sehingga pembangunan biasanya lebih ditujukan
untuk pembangunan sektor- sektor penunjang pariwisata, oleh karena itu perlu
dilakukan studi keberlanjutan pengembangan kawasan agropolitan di Kecamatan
Bumiaji mengingat daerah pengembangan kawasan juga merupakan kawasan pengembangan
wisata alam dan lingkungan serta kegiatan agrowisata, yang diketahui secara
pasti bahwa kegiatan pariwisata memberikan dampak yang relatif cukup besar dan
disisi lain juga menunjang pemasaran dari produk pertanian di Kota Batu.
Berikut
adalah tabel dari sebaran sarana dan outlet produksi pertanian di Kecamatan
Bumiaji Malang
FID
|
Keterangan
|
0
|
Pengepul Sayuran
|
1
|
Pengepul Buah
|
2
|
Pengepul Buah Apel
|
3
|
Distributor Keripik Buah
|
4
|
Tanaman Hias (Toko Luwes)
|
5
|
Olahan Kentang (Keripik Kentang Wijaya)
|
6
|
Penjualan Tanaman Hias
|
7
|
Pengepul Apel
|
8
|
Pengepul Apel
|
9
|
Olahan Apel (Cipta Panji)
|
10
|
Penjualan Keripik Buah (DelicauSAS)
|
11
|
Olahan Apel (Devi Apple)
|
12
|
Olahan Apel (Apple Crown)
|
13
|
Pengepul Buah (Waybe)
|
14
|
Pengepul Wortel
|
15
|
Pengepul Kubis
|
16
|
Penjualan Tanaman Hias (Mawar, Krisan)
|
17
|
Penjualan Tanaman Hias (Mawar, Krisan)
|
18
|
Penjualan Tanaman Hias (Mawar, Krisan)
|
19
|
Penjualan Tanaman Hias
|
20
|
Penjualan Tanaman Hias
|
21
|
Penjualan Tanaman Hias
|
22
|
Penjualan Tanaman Hias
|
23
|
Penjualan Tanaman Hias
|
24
|
Pengepul Sayuran (Selada, Kubis, Jagung, Timun)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar